Kenal Aku Sebagai Ksatria Seena Ar Rashid
Hai, perkenalkan namaku S.A.R. Jika hilang harga diriku lalu membuka aib, kau pasti tahu jika nama depanku menunjukkan aku seorang dari keturunan kesultanan yang kental akan islam. Sebelumnya mohon maaf nada bicaraku terkesan angkuh. Aku dibesarkan dan tumbuh dikelilingi orang-orang yang curang, pembohong, dan bermulut besar. Masalah terbesarku ketika bertemu orang baru adalah air mukaku yang menunjukkan kesombongan. Masalah itu mungkin ada hubungannya dengan orang-orang disekelilingku yang payah, segala kebohongan, fitnah, dan saling menipu selalu kutelan dari telingaku, sedari aku kecil, aku sudah diajarkan berpikir dan membela layaknya seorang kesatria. Ya aku kesatria ibuku, aku anak sulungnya, aku tempatnya berkeluh kesah. Terakhir aku sadari, betapa berat beban ibuku hingga ia terpaksa mengeluh bahkan ke anak kecil, yaitu aku, ibuku memang senang berbagi cerita apapun padaku. Aku belajar banyak nilai kesabaran dan keikhlasan darinya, hatinya begitu besar. Tapi sialnya, aku tak sanggup seperti ibu. Segala yang masuk ditelingaku dari kecil hingga sekarang membuat otakku berasumsi senyuman terlalu mahal untuk orang yang tak berguna. Orang-orang yang memfitnah, menipu, dan bermulut besar itulah orang yang tak beguna! Jadilah air mukaku seperti sekarang, aku tak dapat mempercayai setiap orang begitu saja, akibatnya hatiku terkadang sangat sulit berbelas kasihan. Aku sadar hatiku bermasalah, ada dendam yang tertanam. Aku mudah tersulut api. Sepertinya aku sudah tahu potongan apa yang hilang dari diriku dan harus kucari, ya, potongan itu bernama kesabaran dari sosok yang penyabar. Aku selalu jatuh hati pada orang yang penyabar, kadang tak habis fikir dibuatnya. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan yang selalu tenang dan ikhlas hati dan geraknya, persis seperti ibuku, persis seperti sesuatu yang tak ada pada diriku. Aku ingin menjadi kesatria yang sesungguhnya, yang tidak memupuk dendam. Aku ingin belajar sabar.
TBC......
Komentar
Posting Komentar