Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Rapuh mu menguatkan ku

Awalnya aku pikir kamu bukan siapa-siapa Yang ku tau kau hanya seseorang yang senantiasa tersenyum mengisyaratkan bahwa kau sedang baik-baik saja Aku melihat sesuatu yang unik dari dirimu Memulai dengan salam dan membuka pembicaraan dengan pantun jenaka mu Awalnya aku pikir kamu adalah sosok yang biasa saja Dengan baju yang selalu kebesaran dan celana cingkrang kekecilan Kaki mu melangkah dengan senyum sumringah yang selalu kau tampakkan Tanpa peduli suasana hati yang sedang kamu rasakan Waktu terus berputar hari terus berganti Hingga pada satu waktu aku di buat tak percaya olehmu Bukan hanya oleh mu tapi oleh orang-orang yang mempercayaimu Di mana kala itu tepat hari minggu 29 April 2018  Allah menunjuk mu sebagai ketumku Sedikit tak terima! Tapi ya harus aku terima Aku tak percaya pundak kecilmu mampu mengemban amanah itu Bagaimana tidak? Celotehanmu yang hanya mampu membuat orang lain tertawa atau bahkan menertawaimu Penampilanmu yang hanya bisa membuat orang lai...

Kenal Aku Sebagai Ksatria Seena Ar Rashid

Hai, perkenalkan namaku S.A.R. Jika hilang harga diriku lalu membuka aib, kau pasti tahu jika nama depanku menunjukkan aku seorang dari keturunan kesultanan yang kental akan islam. Sebelumnya mohon maaf nada bicaraku terkesan angkuh. Aku dibesarkan dan tumbuh dikelilingi orang-orang yang curang, pembohong, dan bermulut besar. Masalah terbesarku ketika bertemu orang baru adalah air mukaku yang menunjukkan kesombongan. Masalah itu mungkin ada hubungannya dengan orang-orang disekelilingku yang payah, segala kebohongan, fitnah, dan saling menipu selalu kutelan dari telingaku, sedari aku kecil, aku sudah diajarkan berpikir dan membela layaknya seorang kesatria. Ya aku kesatria ibuku, aku anak sulungnya, aku tempatnya berkeluh kesah. Terakhir aku sadari, betapa berat beban ibuku hingga ia terpaksa mengeluh bahkan ke anak kecil, yaitu aku, ibuku memang senang berbagi cerita apapun padaku. Aku belajar banyak nilai kesabaran dan keikhlasan darinya, hatinya begitu besar. Tapi sialnya, aku tak sa...

Sebuah kisah di lorong kampus

Ada satu kisah yang akan ku bagikan kepada kamu yang membaca, kisah tentang dia yang berbagi kisah di sertai air mata Awalnya aku dan dia duduk biasa di lorong kampus sore itu Awalnya kami hanya ingin menikmati wifi  gratis Namun, entah topik apa yang membuat kami memulai pembicaraan hingga sampai pada saling keterbukaan! Pertama, aku menceritakan kisahku! Kisah hidup dan masa lalu ku Kedua, ia pun menceritakan hal yang sama dengan ku Bagaimana kami sampai pada titik sekarang! Lalu tiba-tiba air matanya menetes tak tertahan! Aku hanya memandang lurus ke depan dan mendengarkan dalam diam Bukan aku tak peduli dan tak mencoba menenangkan Aku hanya tak ingin membuat dia merasa di kasihani! Karena bagiku ketika kita bercerita hingga menangis ya itu bagus! Satu beban telah berhasil keluar! Aku bukan tipe manusia yang senantiasa membujuk dan mengelus pundak temanku yang menangis! Namun aku akan senantiasa membiarkannya menangis tersedu-sedu tanpa menoleh ke arahnya dan hanya m...

Dari Saya Untuk Kita Semua

Beda pilihan bukan berarti musuhan Kita seragam dalam menuai harapan Sebuah perubahan yang membawa perbaikan Tidak ada alasan untuk membuat perpecahan Mau satu atau dua Negara ini tetap bernama Indonesia Kita tetap menjadi saudara Jika berbeda pilihan saja kita sudah membenci sesama Lalu apa guna semboyan "Bhinneka Tunggal Ika?" Jangan berharap Indonesia akan maju dan sejahtera Jika pergi ke TPS saja kau tunda-tunda Jangan berharap Indonesia akan berjaya Jika menjadi Golput adalah pilihan mu untuk Bangsa Indonesia akan tetap menjadi Indonesia Sebuah negara kepulauan dengan keberagaman Budaya juga Agama Mau satu atau dua Jangan sampai kita saling menghina Jika yang terpilih bukan paslon yang kau tancapkan asa Terimalah karena itu jawaban dari Allah yang Maha Esa Bersikaplah dewasa Jangan seperti anak-anak TK Yang akan marah apabila yang diinginkannya tidak ada Bersikaplah dewasa Yang mampu menerima dengan lapang dada

Hati-hati di Jalan

Teruntuk yang sedang dalam perjalanan pulang Melewati jarak untuk sampai kekampung halaman Fii amanillah dan selamat sampai tujuan aku ucapkan Teruntuk yang sedang dalam perjalanan pulang Kedatanganmu sudah di tunggu orang tercinta di rumah kesayangan Tangan terbentang menyambut sang anak dari perantauan Senyum indah ia berikan walau dirimu masih di pertengahan jalan Bahagia menggebu ketika mendengar anaknya sebentar lagi akan pulang Teruntuk yang sedang dalam perjalanan pulang Ku titip salam kepada mereka yang berada di kampung halaman lewat tetesan hujan. Dan teruntuk yang tidak pulang ke tanah kelahiran Jalani hari di tanah perantauan dengan rindu yang memaksa untuk pulang Akan ada waktu kaki ini sampai kerumah bukan hari ini tapi mungkin saja nanti

Aku ingin pulang

Kamis, 11 April 2019 pukul 21:18 Wib Ada pesan masuk darimu yang berbunyi "Assalamualaikum udah tidur ngah?" Entah ada angin apa seketika itu air mata langsung menetes! Baik! Aku akui jika aku adalah orang yang memiliki tingkat kegengsian yang luar biasa. Namun di hari dan waktu yang tertera di bait pertama, aku telah kalah! Rasa gengsi itu telah kalah dari rasa rindu yang sudah lama aku tahan dan lawan Mama Aku rindu :') anak keduamu yang sekarang ini tengah merantau sedang merindukan mu Mama Aku kesepian :') anak keduamu yang begitu jarang menghubungimu sedang kesepian sekarang Kadang aku iri jika melihat atau mendengar mereka yang dengan akrab berbicara dengan orang tuanya sendiri! Kadang aku berpikir, kapan kita bisa seperti itu ma? Maaf jika aku terdengar seperti manja Aku hanya ingin berbagi semua yang aku rasa Ma? Apa kabarmu baik-baik saja? Maaf jika aku jarang pulang atau jarang menghubungi mu Aku rindu ma! Aku ingin memeluk mu walau sebenarny...