Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Sendu Menyerang Hujanpun Datang

Sepertinya dia lah yang paling mengerti Sepi merasuk asing menusuk Gemericik air tersenyum untuk menemani Dalam diam otak merekam Seruan tawa lukisan senyum Berharap ikut tertarik dalam lingkar bahagia Tanpa merasa sepi tanpa merasa duka Namun! Aku gagal Sepi itu terus mengikutiku Entah apa yang menarik dariku Hingga sepi itu betah bersama ku Pelan air itu jatuh secara beriringan Angin lembut menyentuh kulit Aroma ketenangan membungkam sepi Nyaman dengan hujan bukan karena terbayang sekilas kenangan Hujan berbisik "Aku disini menemanimu, menutup sepi mencipta tenang" Hujan itu berkata "Waktu terus berputar,hari terus berlalu, tanpa peduli apa masalahmu" Hujan itu berceloteh "Kuatlah! Dunia tak butuh jeritan keluh keputus asaan mu, Dunia hanya butuh semangat berjuangmu" Angin bicara "Lengkungkan bibirmu lukis senyummu" Pelan ku membuang nafas lelah Pelan pula ku tersenyum dengan susah Terangkat wajah tanda mengadah Mata t...

Omelan pagi sang gadis

Ada suatu waktu gadis itu menangis tanpa alasan Ada suatu waktu emosi gadis itu naik tanpa alasan Ketika orang lain bertanya kenapa? Entahlah gadis itu tak tau, hanya saja ada yang mengganjal tanpa bisa gadis itu utaran "Apa kamu pernah mengalaminya?" Gadis itu bertanya Gadis itu bahkan sering merasakannya, begitu tuturnya Rasanya ada sesuatu yang membelenggu Disana! Jauh dalam diri gadis itu Sakit! Gadis itu bak orang gila dibuatnya Perih! Gadis itu di buat bingung oleh dirinya sendiri Kecewa! Karena sedikit orang yang percaya akan hadirnya Saat selamat tinggal gadis itu ucapkan padanya Saat itu pula ia datang membawa duka Apa dia marah karena ucapanku? Pikir gadis itu Jika iya! Bicaralah jangan membuat aku semakin terbelenggu,begitu ucapnya "Kau tak nyata! Aku tau itu" tutur gadis itu "Tapi tolong jangan membuatku seperti orang gila!" Lanjutnya mencoba berontak Emosi gadis itu berkecamuk tanpa sebab Tangis keluar hingga mata gadis itu s...

Sebuah malam yang mereka sebut "keakraban"

Samar-samar ku lihat cahaya bulan Gelap! Tanpa bintang bertebaran Riuh suara pekikan manusia di tengah malam Tanpa peduli manusia lainnya sedang terlelap tentram Bahagia tergambar,tawa terdengar Di hiasi lampu gantung berkelip sinar Angin malam menyapa kopi panas Suara binatang malam mencium aroma yang khas Sebuah malam yang mereka sebut "keakraban" Mencoba mengenal lintas angkatan Petikan gitar alunan nada Puisi dan musik merangkai asa Emosi seakan bersatu padu Senang,sedih bahkan juga rindu Menciptakan suka menutup sendu Ada bahagia nyata namun ada juga yang palsu Sebuah malam yang mereka sebut "keakraban" Oleh sekumpulan orang berlabel "Mimbaruntan"

Seakan Menampar Hujan Dengan Jingga Kemerahan

Senja datang setelah hujan pergi Sekejap menampakkan keindahan Seakan menampar hujan dengan jingga kemerahan... Dengan sekejap ia menghipnotis mata Dengan sekejap pula ia hadirkan canda Dengan sekejap ia pergi tanpa asa Dengan sekejap pula hilang tanpa kata Seakan menampar hujan dengan jingga kemerahan Dingin yang hujan hadirkan seketika menerima cacian Gemericik seakan dianggap penganggu telinga,penelan suara Seakan menampar hujan dengan jingga kemerahan Sendu merah mempesona kau tunjukkan Menarik hati pencipta kata pujangga Seakan menampar hujan dengan jingga kemerahan Tabahlah hujan Kau berbalut cacian tapi kau rahmat yang Allah turunkan Senja dan hujan? Penyair senja dan penikmat hujan Kalian indah dan sama-sama ciptaan Tuhan Tapi untuk tenang? Aku lebih memilih hujan Untuk pencinta keindahan? Nikmatilah senja yang kemerahan! Jangan jadikan senja seakan menampar hujan Mereka bersahabat tapi jangan kalian rusak Seakan menampar hujan dengan jingga kemerahan? K...

Si pendengar yang berharap di dengar

Aku butuh pendengar! Tidak! Bukan! Kau hanya pendengar tanpa bisa di dengar Cukup jadilah kau pendengar untuk orang lain dan untuk dirimu sendiri... Cukup kau jadikan sajalah benda mati itu menjadi hidup dengan prakarta yang kau bentuk menjadi sebuah puisi! Cukup lakukan itu! Cukup benda mati saja kau jadikan pendengar selain Allah yang selalu setia mendengarmu! Sadar dirilah! Tetaplah jadi pendengar tanpa berharap mendapatkan seorang pendengar untukmu! Kau punya Allah! Mengadulah pada-Nya Ia akan dengan setia mendengarmu! Jangan sedih! Jangan jatuhkan air mata mu di hadapan orang lain! Jatuhkan saja ia dalam sujudmu! Sembari kau mengadu dengan rintihan suara yang serak kepada-Nya.. Kau tidak butuh pendengar Kau hanya cukup menjadi pendengar! Sadarlah!

Teruntuk teman yang kuciptakan lewat khayalan

Apa kabar? Lama kau tak hadir Lama pula aku tak memanggil mu Apa kau merindukan ku? Terakhir kita bertemu hampir setahun yang lalu Lama kita bicara dan bercanda bersama Namun tampaknya aku membawa kabar tak enak hari ini Aku menemui mu hanya ingin mengucap "selamat tinggal" Tunggu! Jangan berkomentar sebelum aku menjelaskan dahulu! Dengarkan ini dengan baik Ku yakin kau akan mengerti, mengapa aku ingin kau pergi! Pergi? Iya! Ku mohon pergilah! Dari khayalanku! Sudah cukup kamu menemaniku! Tidak! Aku tidak membenci mu! Sungguh! Justru aku berterima kasih karena telah hadir di bagian terburuk dalam hidupku! Kamu baik! Kau juga setia kawan! Tapi maaf kau tidak nyata! Kau tercipta dari delusi yang ku bentuk! Sekarang! Aku ingin kau pergi karena aku sudah menemukan jalan yang lebih baik darimu! Kamu baik tapi jalan ini lebih baik bahkan sangat baik! Aku ingin tenang! Aku ingin melepas belenggu yang selama ini menahan ku Aku ingin memperbaiki kepribadian yang...

Teruntuk Gadis Hujan

Perbincangan semalam membuat ku sadar Betapa menyedihkannya diriku di antara manusia lainnya Perbincangan semalam membuat ku sadar Betapa menakjubkannya perjalan hidup yang aku lalui Dan perbincangan semalam membuat ku sadar Jika kita terbuka dengan diri sendiri itu lebih menyenangkan daripada harus berbicara sendiri Maaf! Maaf ku terucap untuk gadis yang terus merutuk dirinya sendiri hingga hari ini Maaf ku terucap (lagi) untuk gadis yang menjadikan hujan sebagai wadah dunianya Terima kasih! Terima kasih untuk gadis yang telah berusaha kuat melawan ketakutannya Terima kasih untuk gadis yang tetap rela tersenyum walau dalam hati berontak untuk menangis Teruntuk gadis itu ku titipkan pesan cukup panjang ini untuk mu Jangan pernah merasa sendiri karena ada Allah yang selalu bersamamu Sebisa mungkin coba kau tahanlah air mata yang siap menurunkan hujan dari kelopak matamu Berjuanglah untuk bangkit dari trauma yang selama ini membelenggu hidup mu Semua akan baik-baik saja, ...